ada yang hilang dari gugusan kata yang
biasa kurangkai. ia telah bergegas menjadi entah apa. lalu pagi kehilangan
sapaan, dan malam hanya menjadi tumpuan tidur. yang hilang menjadi entah
sepertinya tak akan kembali, hingga aku takut; gugusan kata yang biasa
kurangkai,
menjadi kehilangan arti. ajarkan aku
tentang lupa.
lupa pada pagiku yang kau sapa, lupa pada
hangatku yang kau beri, lupa pada malamku yang kau pijari. ajarkan aku tentang
lupa, lupa pada baitku di pagimu, lupa pada waktuku menghabiskanmu, lupa pada
dongengku di malammu.
tetapi aku tidak menunggumu datang,
aku telah belajar, di dalam harapan itu tersimpan kecewa yang dalam. maka lebih baik kubuang harapan itu jauh-jauh; agar jika kamu memang tak datang, kecewa tak akan menghampiriku.
duhai senja, jangan kau pergi tanpa
hadirkan cinta, sungguh aku butuh dia.
duhai pemilik senyum manis, cepatlah hadir
di hadapku sebelum senja ini habis. ketahuilah, sejak mentari terbit raga ini
telah berhasil melewati jutaan detik
untuk menemui senja.
namun, mengapa tak sedikit pun aku temui
senyum manis mu diantara damai nya senja. duhai Senja, hari ini aku izinkan kau
pergi meski dengan sedikit lara. datanglah esok dengan membawa sang pemilik
senyum manis yang belum kunjung aku temui.